Contoh Naskah Drama-Sewaktu di sekolah dasar kita sudah diajarkan untuk membuat dan mempraktekkannya di depan kelas, bukan? lalu drama seperti apa yang kalian pentaskan?

Drama yang baik pasti menggunakan yang namanya teks, karena tanpa teks drama yang kita buat tidak akan tertata dan bisa jadi akan tidak sesuai dengan yang kita harapkan.
Di bawah ini akan kami sajikan beberapa Contoh Naskah Drama singkat yang bisa membantu kalian untuk membuat drama.
Di bawah ini akan kami sajikan beberapa contoh teks drama singkat yang bisa membantu kalian untuk membuat drama.https://evanazka.com/contoh-desain-kartu-nama/
Contoh Teks Drama Singkat
Sebelum kita memberi contoh teks drama. Alangkah baiknya saat kita mengetahui, apakah drama itu. Drama adalah sebuah karya sastra yang ditulis dalam bentuk percakapan, dialog, atau obrolan yang nantinya akan dipentaskan atau dipertunjukkan di depan banyak orang. Drama juga disebut teater.https://evanazka.com/contoh-cerpen-singkat/
Drama yang baik memiliki Unsur-Unsur di dalamnya, seperti :
Memiliki tema atau ide pokok atau sebuah gagasan yang digunakan dalam drama.
b. Memiliki alur
c. Tokoh
d. Watak
e. Latar atau setting
f. Amanat
Berikut adalah beberapa contoh teks drama singkat:
1. Contoh Teks Drama Eksposisi
Contoh Naskah Drama-Eksposisi adalah bagian awal dari sebuah naskah drama yang menunjukkan ruang, waktu, karakter, suasana hati, dan tingkat kenyataan drama tersebut. Ada beberapa contoh yang harus diperhatikan ketika menulis bagian eksposisi dalam drama, diantaranya adalah:
Suatu ketika disaat keadilan sudah menjadi kata yang punah. Sedang diadakannya ujian semester. Adi dan Banu duduk sebangku, Sita dan Dini duduk sebangku di depannya, sedangkan Budi duduk sendiri disamping Banu.
Mata pelajaran yang sedang di ujiankan adalah matematika, semua murid terlihat kebingungan dan kewalahan melihat soalnya. Dan terjadi lah percakapan antara 5 sekawan, Adi, Budi, Banu, Sita dan Dini.
Bandi: “Din, aku minta jawaban soal nomor 8 dan 9!”
Andini: “A dan D”
Ita: “kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?
Bandi: “10 A, 11 D, nomor 15 aku belum”
Adit: “Huss, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar”
Ita: “soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum aku kerjakan”
Mereka berempat saling contek-mencontek seperti pelajar lainnya. Tapi tidak dengan Budi, ia terlihat santai dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa mencontek.
Bandi: “Bud,kamu sudah selesai?”
Budi: “Belum, tinggal 4 soal lagi”
Badi: “Aku minta jawaban nomor 15 sampai 20 Bud!”
Budi: “Tidak Bisa Ban,”
Bandi: “Kenapa? Kita sahabat bud, kita harus kerjasama”
Andini: “Iya Bud, kita harus kerja sama”
Adit: “Iya, kamu kan yang paling pintar disini bud”
Budi: “tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman”
Ita: “Kenapa memang Bud? Hanya 5 soal saja!”
Budi: “Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Aku tidak mau mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Aku minta maaf”
Ita: “Tapi saat ini, sangat mendesak Bud”
Andini: “Iya Bud, bantu kami”
Budi: “tetap tidak bisa”
Adit: “yaudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami sendiri.” (marah dan kesal)
Bandi: “biarkan, kita lihat di buku saja”
Bandi lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Ita menanyakan hasilnya.
Ita: “Bagaimana Ban? Ada tidak?
Bandi: “ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C”
Karena suara Bandi yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka berempat.https://umroh.online/marketplace/haji-furoda-2023-2024
Guru: “Kalian ini, mencontek terus. Keluar kalian”
Mereka berempat di hukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera.
Bandi: “Aku tidak menyangka akan seperti ini”
Andini: “Aku juga tidak menyangka, akan dihukum”
Ita: “Seharusnya kita belajar ya”
Adit: “Iya, Budi benar”
Bandi: “Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya yah!”
Ita: “Aku menyesal!”
Adit,Andini&Bandi: “Aku juga” bersama
Setelah itu Budi keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Budi ikut berdiri hormat seperti yang lain.
Andini: “kenapa bud? Kamu di hukum juga?”
Budi: “Tidak, aku ingin menjalani hukuman kalian juga.
Kita sahabat kan? Aku ingin kita bersama”
Ita: “aku berharap ini menjadi pelajaran kita semua”
Andini: “dan tidak kita ulangi lagi”
Adit: “Kita sahabat sejati”
Lalu mereka semua menjalani hukuman dengan penuh senyum dan tawa. Persahabatan akan mengalahkan segala keburukan.
2. Contoh Teks Drama Monolog
Drama monolog merupakan pertunjukan teater yang hanya dimainkan oleh 1 orang saja ataupun dialog bisa saat adegan. Drama monolog ini biasanya dimainkan dalam pertunjukan teater atau seni. Teks drama monolog dibuat sebagai bekal bagi pemainnya untuk membawakan peran dan mengungkapkan pesan yang ingin disampaikan kepada penonton.
Berikut ini adalah contoh drama monolog:
karya: NANO RIANTIARNO
Jangan! Jangan tinggalkan saya! Tolong! Tolong! Tolong! Nyalakan lampu, saya takut gelap! Saya takut sendirian! Tolong! Jangan tinggalkan saya! Cahaya, saya butuh cahaya! Saya butuh terang! Tolong…….cahaya…….cahaya.
Hee……….. Ya! Masih ada. Kukira sudah pergi bersama yang lain-lain. He, aku senang kau masih ada. Di depan situ menatapku. Temanku Cuma kamu sekarang. Di sini pengap. Keringat tak henti-hentinya menyembul dari pori-pori kulit. Aku khawatir kalau persediaan air dalam tubuhku habis, pasti bukan keringat lagi yang keluar tapi darah. Dan kalau darah sudah habis……..
3. Contoh Teks Drama Modern
Drama modern atau drama kontemporer merupakan jenis pertunjukan yang menunjukkan gambaran kehidupan saat ini dengan berbagai masalah yang muncul. Ada banyak sekali tema drama modern yang bisa dipentaskan. Berikut ini salah satu contoh naskah drama teks drama modern dengan tema komedi ringan.
Penjelasan Karakter
Roy: Pintar, cerdik, pandai berkilah, dan pembohong berat.
Pak Asep: Guru yang tegas dan emosional
Rena: Suka penasaran dan cerewet
Zainal: Tidak terlalu pintar dan menonjol di sekolah.
Ririn: Pintar, rajin, baik hati
Dialog Contoh Naskah Drama
Di sebuah kelas SMA, hiduplah 4orang siswa yang sedang bahagia. Namun kondisi berubah ketika mereka mendapatkan kabar bahwa besok akan ujian.
Renas : Eh kalian udah belaja buat ulangan besok?
Robi : Belum
Zainal: Astaga, Innalillahi.
Renas : Apa? Kalau nilai ulangannnya jelek bisa dihukum.
Zainal: Paling-paling hukumannya juga cuma lari keliling lapangan bola 5 kali doang.
Renas : Bukan! Kali ini hukumannya serem, harus ikut pelajaran tambahan setiap pulang sekolah. Kamu sudah belajar Rin? (Melirik ke arah Ririn).
Ririn : Sudah dong, Ririn (sambil menunjuk-nunjuk bangga ke dirinya sendiri).
Singkat cerita, kemudian mereka bertaruh. Siapa yang nilai ujiannya paling besar, maka akan dianggap menang dan bisa memerintah orang yang kalah. Ririn berusaha keras untuk belajar, sedangkan Robi berjuang keras untuk membuat contekan di kertas kecil.
(Saat Ujian)
Pak Asep : Baik anak-anak, silahkan buka lembar soalnya sekarang!
Ririn : Bismillah.
Robi : Soal ini kan gampang sekali. Kalau gini kan gak akan ketahuan. (Sambil menempelkan kertas contekan di pungguh Pak Asep).
Pak Asep : Bapak keluar dulu, ingat jangan nyontek atau bertanya pada temannya ya. Dan satu lagi, jangan ribut. (keluar kelas).
Robi : Rencana B dimulai (menyilangkan kaki dan melihat kertas contekan di atas sepatunya).
Robi : Ah, bukan yang ini (bingung)
Robi : Ah yang ini nih! (sambil mengeluarkan kertas contekan dari dasi).
Robi : Selesai (sambil merebahkan diri di kursi, tersenyum puas sambil melirik teman-temannya yang lain belum selesai mengerjakan).
Akhirnya ulangan selesai, dan Pak Asep membagikan kertas hasil ujian kepada semua siswanya.
Pak Asep : Ini hasil ujian kalian (sambil membagikan kertas).
Ririn : Hore! Nilaiku 85 (tersenyum puas.
Zainal : Hahahaha, aku dapat 65. Lumayan ujian kemarin cuma 60.
Robi : Lhah Pak, kok nilai ujian saya cuma 50?
Pak Asep : Sebab soal nomor 11-20 di balik kertas gak kamu isi.
Robi : Apa? Masih ada soal lagi?
Ririn : Hahahaha, kamu kalah Roy! Dengan ini saya perintahkan kamu gak nyontek lagi waktu ujian! (sambil menunjuk-nunjuk Roy dengan tertawa lepas).
Pak Asep : Apa? Jadi kamu kemarin nyontek? Oke, kalau begitu nilai kamu saya kurangi 5 poin lagi!
Robi : Aduuuh, apes benar aku ini (mengucek-ngucek rambut)
Akhirnya, Robi menyadari kesalahannya dan berjuang keras untuk belajar. Dia tidak pernah menyontek saat ujian lagi
4. Contoh Naskah Drama Singkat Orang
Berikut ini adalah contoh teks drama singkat tentang orang
Judul : kepatuhan kepada orangtua.
Tema : sosial.
Jumlah pemeran : Drama 3 orang.
- Tomy
- Lisa
- Sinta
Sinopsis Contoh Naskah Drama
Tomy sedang ngobrol dengan Lisa disebuah taman yang tidak jauh dari rumah mereka. Tomy dan Lisa adalah dua remaja yang sangat patuh pada orangtua mereka. Tidak lama kemudian datanglah Sinta. Sinta adalah seorang anak yang kurang memperhatikan perintah orangtua dan sering melanggarnya.
Sinta : Eh.. ada apa kok kelihatannya lagi pada serius gitu?
Tomy :Eh kamu Sinta.. nggak kok, Lisa cerita ke aku kalau dia kemarin disuruh Ibunya untuk beli barang kebutuhan dapur, tapi dia kelupaan.
Lisa : Iya, Sinta.
Sinta : Terus? Kenapa gitu aja kok kayak jadi masalah serius gitu buat kamu Lisa?
Lisa : Ya iya dong, itu namanya kan aku nggak ngendahin perintah Ibu aku. Kan nggak baik kalau seorang anak sering nggak memperhatikan perintah orangtuanya.
Tomy : Betul tu.. harusnya Lisa nggak suka lupa gitu.
Sinta : Yea elah.. kalau cuman gutu aja mah aku sering. Ngapain juga urusan kecil gitu aja kalian pikir ampe segitunya.
Tomy : Kok kamu seperti itu sih Sinta? Ya sudah seharusnya dong Lisa menyesal, kan itu nggak bagus namannya. Nggak memperdulikan perintah orangtua.
Sinta : Kalau aku sih, bukan sekali-dua kali saja begituan. Lagian yang namanya nggak ingat mau gimana lagi. Masak setiap orangtua nyuruh kita harus dipenuhin, nggak juga kan?
Lisa : Ya harus dong Sinta. Yang namanya orangtua kalau udah nyuruh kita yang kita harus kerjakan.
Tomy : Ah.. aku sih kalau sempat yang aku kerjain, kalau nggak yang nggak.
Lisa : Itu nggak baik Sinta. Itu namanya kamu anak yang tidak patuh pada perintah orangtua. Kamu harus bisa merubah sikap kamu, ntar kamu jadi anak yang durhaka lagi.
Tomy : Betul kata Lisa itu Sinta. Kamu harus berubah. Jangan membiasakan diri meremehkan perintah Ibu/Ayah kamu. Nggak baik itu.
Sinta : Iya deh.. aku ngerti.
5. Contoh Naskah Drama Tradisional
Berikut ini adalah contoh Naskah drama tradisional:
Judul: Malin Kundang
Pemain: Malin Kundang, Mande (Ibunya Malin Kundang), dan Puteri.
Prolog
Malin Kundang adalah seorang anak yang telah lama merantau meninggalkan tanah kelahirannya. Ia mengembara mengadu nasib demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ia meninggalkan Mande, ibu kandungnya seorang diri di tanah kelahirannya. Singkat cerita, akhirnya Malin Kundang berhasil menikah dengan seorang putri saudagar kaya raya. Ia pun kembali ke tanah kelahirannya bersama sang putri.
Dialog
Malin : Istriku, inilah tanah kelahiranku dulu (sambil menunjuk ke arah daratan dari atas perahu yang bersandar).
Putri : Sungguh indah sekali tanah kelahiran kau ini Kanda.
Mande : (berlari tertatih-tatih setelah mendengar kabar bahwa anaknya sudah sukses dan pulang) Malin! Kau kah itu nak? (berteriak-teriak kegirangan).
Putri : Siapakah wanita tua itu Kanda?
Malin : (menyembunyikan wajah terkejut ketika melihat ibunya berlari ke arah perahu) Kanda tak tahu Dinda. Mungkin itu hanya pengemis yang ingin meminta sedikit sumbangan dari kita saja. Sudah jangan pedulikan lagi dia.
Mande : Malin, ini ibumu nak. Sudah lupakah kau pada ibu yang telah mengandung dan membesarkan kau ini Malin?
Malin : Wahai wanita tua! Jangan sekali-kali kau berani mengaku sebagai ibuku. Enyahlah kau! Ibuku bukan wanita tua renta sepertimu, dan ibuku sudah lama meninggal. Pergi kau dari sini! Jangan sampai kau mengotori kapalku ini! (berteriak emosi sambil menunjuk ke ibunya).
Mande : (mendengar kata-kata anaknya, ia menangis menahan kesedihan) Ya Tuhan, kenapa pula anakku berubah menjadi seperti ini? Apa salahku ini Tuhan? Jika memang ia bukan anakku, maka maafkanlah ia yang telah menghinaku ini. Namun jika ia benar anakku si Malin Kundang, maka hukumlah dia yang telah durhaka itu (sambil menengadahkan tangan memohon kepada Tuhan).
Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, petir datang menggelegar. Badai besar tiba-tiba datang dan kapal Malin Kundang terbalik. Seketika kilat menyambar tubuh Malin dan istrinya. Anehnya, mereka berdua kemudian berubah menjadi batu. Itulah kekuatan doa seorang ibu. Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka kepada kedua orang tua. https://umroh.online/marketplace/haji-furoda-2023-2024
Simak terus artikel dan info menarik dari bundalapak yahh